ADUAN KUDA


Aduan Kuda merupakan salah satu olahraga tradisional yang terkenal di

Sulawesi Tenggara,tepatnya di Kabupaten Muna dan telah menjadi tontonan

yang menarik bagi masyarakat luas. Di kalangan masyarakat Muna, atraksi

ini populer dengan sebutan /pogeraha adara/, yang berarti ?adu kekuatan

kuda?. Atraksi aduan kudamemiliki nilai filosofi yang berkaitan dengan

keutamaan hak dan harga diri dalam melaksanakan tanggung

jawab.Masyarakat suku Muna akan berupaya sekuat tenaga dalam menjaga hak

dan harga dirinya, walaupunnyawa taruhannya.Sampai sekarang, filosofi

tersebut tetap menjadi pegangan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat

suku Muna.



Atraksi adu kuda ini merupakan warisan dari kerajaan Muna di

erakejayaannya. Pada awalnya, aduan kudaditampilkan pada saat raja-raja

di Kerajaan Muna kedatangan tamu penting dari luar daerah, seperti dari

pulau Jawa atau dari daerah lain.Untuk menghibur para tamu tersebut,

maka diadakanlah atraksi aduan kuda yang kemudian menjadi tradisi

turun-temurun. Setelah kerajaan runtuh, tradisi aduan kuda tetap

berkembang, bahkan saat ini menjadi salah satu tradisi unggulan

masyarakat suku Muna.



Setiap tahunsetidaknya tiga kali diadakan atraksi aduan kuda, yaitu pada

peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan dua hari raya

(Idulfitri dan Iduladha). Biasanya, aduan tersebut selalu ramai ditonton

oleh masyarakat. Pada perayaan Hari Kemerdekaan Republik

Indonesia,penontonnya bisa mencapai ribuan yang datang dari berbagai daerah.





Keunikan



Atraksi aduan kuda dipimpin oleh pawang dengan membacakan mantra untuk

membangkitkan kemarahan dua kuda jantan yang akan dipertandingkan.

Setelah pembacaan mantra selesai, maka sekelompok kuda betina yang

dipimpin seekor kuda jantandihadirkan di tengah arena. Tentu saja kuda

yang dijadikan pemimpin dalam kelompok tersebut adalah kuda yang

berbadan besar dan garang.Dari sisi lain, juga dikeluarkanseekor kuda

jantan yang bertubuh besarsiap menantang pimpinan gerombolan kuda betina

tersebut. Kuda jantanini berusahamendekatkan dirinya ke kelompok

kuda-kudabetina,sehingga pimpinankuda betina menjadi marah.Maka

pertarungan untuk menunjukkan keunggulan di hadapan kuda betina tidak

dapat dielakkan lagi. Kemarahan kuda akan memuncak dengan saling

menendang, menggigit, dan menanduk.



Untuk mengantisipasi amukan kuda agar tidak mencederai para penonton,

maka peran pawang kuda sangat menentukan. Selain dapat membangkitkan

emosi kuda jantan untuk saling menyerang, para pawang juga bertugas

mengendalikan amukan kuda agar tidak melampiaskan kemarahannya kepada

para penonton. Dengan adanya pawang tersebut, aduan kuda berlangsung

dengan lancar dan para penonton dapat menyaksikan pertarungan kuda dari

jarak dekat.



Hal lain yang tidak kalah menarik dari atraksi aduan kuda adalah

tontonan tambahan yang kerap ditampilkan sebagai pembuka,

sepertitari-tarian kebesaran, pencak silat,dan pertunjukan musik dari

artis lokal.Pertunjukan pembuka tersebut dipersembahkan oleh beberapa

orang gadis dan pemuda setempat.





Lokasi



Aduan kuda biasanya diadakan di lapangan terbuka di Ibu Kota Kecamatan

Lawa, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Indonesia.





LOKASI



Untuk mencapai lokasiaduan kuda ini, para wisatawan dapat menempuh dua

alternatif perjalanan, yaitu menggunakan kapal laut atau pesawat

perintis. Jika menggunakan kapal laut, perjalanan dimulai dari Pelabuhan

Nusantara di Kota Kendari menuju Pelabuhan Raha (Ibu Kota Kabupaten

Muna) dengan waktu tempuh sekitar 4 jam. Sementara jika menggunakan

pesawat perintis, perjalanan dimulai dari Bandara**Walter Monginsidi

yang terletak di Kota Kendarimenuju Bandara Sugimanuru yang terdapat di

Kabupaten Muna atau 25 km dari Kota Raha. Setelah sampai di Bandara

Sugimanuru, pejalanan dilanjutkan ke Kota Raha menggunakan angkutan umum

dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Dari Kota Raha, perjalanan

dilanjutkan ke lokasi aduan kuda yang berjarak 20 km dengan waktu tempuh

sekitar 25 menit.





Akomodasi dan Fasilitas Lainnya



Di lokasi aduan kuda belum tersedia tempat menginap bagi wisatawan yang

datang dari luar daerah. Apabila wisatawan memerlukan penginapan, dapat

menghubungi tetua adat untuk mendapatkan tempat penginapan, karena

masyarakat suku Muna sangat menghargai tamu dan bersedia menyediakan

tempat bagi mereka yang datang dari jauh. Tetapi, jika wisatawan

membutuhkan penginapan yang nyaman dan fasilitas yang lebih lengkap,

bisa mendapatkannya di Kota Raha. Sementara untuk kebutuhan makanan,

para wisatawan dapat memperolehnya di warung-warung makan yang ada di

sekitar lokasi wisata yang menyajikan aneka makanan khas masyarakat suku muna.

Sumber : wisata melayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar